• almost the end 2012

    Kuawali tulisan ini dengan senyuman :)
    Di sebuah hari Sabtu di akhir Desember 2012, dengan hujan rintik membasahi Kota Kembang, malam itu kuantar seorang wanita berangkat Ujian Akhir Semester. Seorang wanita yang tingginya hampir setinggi diriku, cukup kurus dengan pipi tembem dan hidung pesek. Sesampai di kampusnya, kugeber motorku untuk menuju ke sebuah toko kue di bilangan Dago, kupesan sebuah kue ulang tahun yang sedikit 'ngawur' memilih rasanya. Perjalanan kulanjutkan menuju sebuah kamar kost di kisaran Cihampelas, kuselipkan banyak persiapan di ruangan 3x3 meter itu tanpa mengubah setting asli ruang itu. Guntingan kertas 'spesial', headset, laptop beserta volumenya yang tanpa dia sadari ketika nanti wanita itu masuk ke ruang itu.
    Waktunya jemput selepas ujian tiba, masih dengan rintik hujan yang membasahi jalanan Bandung bagian utara. Tetap ditemani SiSed (begitu wanita itu menyebut motorku), kuterjang air yang turun dari langit. Layaknya orang 'naracap', malam mingguan ceritanya. Standard lah, cari makan malam. Dinginnya dataran tinggi ini sama sekali tidak terasa ditemani hangat senyumannya (emang senyumnya teh anget?), makanlah di sebuah warung emperan di kawasan kampus lamanya. Seperti biasa, tak jauh menu yang kukejar, harus ada sambalnya.
    Malam belum begitu larut, berputarlah aku (masih tetap bersama wanita itu) sedikit mengelilingi ibukota provinsi Jawa Barat itu. Sedikit basah, iya (maklum belum kuat beli mobil). Akhirnya sampai juga di ruang yang sudah ku'customize' sebelumnya. Ada beberapa kotak dengan bentuk tak beraturan terbungkus koran, lebih mirip barang rongsokan yang pantas dibuang.

    *tik tok tik tok*menunggu jam 23.40 yang kujanjikan akan membuka bungkus rongsokan itu*

    Jam tangan bututku akhirnya menunjukkan waktu yang kunantikan. Suuhhh, keluar dulu ya neng. Dengan sigap, kukeluarkan semua 'harta karun' yang kusembunyikan. Selesai menyiapkan semuanya, aku keluar untuk menuntunnya masuk ke ruang itu, dengan mata kututup pastinya. Sebuah kertas koran berbentuk hati tergantung di dinding dengan uang 5ribu yang dia minta, dengan 5 buah beng-beng dan lilin 23 tentunya. *make a wish, tiup lilin episode pertama*
    Di lantai dengan sebuah karpet, kue yang kubeli tadi sudah kusiapkan dengan beberapa potongan kertas kotak membentuk sebuah tulisan. *make a wish, tiup lilin episode kedua*.
    Sekarang saatnya sibleki dan headset beraksi. Oke, saatnya menjalankan sividi23. Baru kali ini aku melihat seorang wanita menangis, tertawa, tersenyum, dan menatap tajam sebuah hasil rekayasa yang hanya berdurasi 13 menit 33 detik (pendek kan yaa).
    Selanjutnya bungkus koran pertama, kedua, dan ketiga dibuka satu per satu *hasil jadi pemulung koran*

    Tanggal itu memang berkesan dan wanita khilaf yang mau sama gembel itu adalah Devianti Nurhawati.

    sarang haeyo
  • 0 comments:

    Posting Komentar

    ADDRESS

    Bandung, Jawa Barat, Indonesia

    EMAIL

    muhdimasgfa@yahoo.com

    TELEPHONE

    +62 (ask)

    MOBILE

    +62 (ask)