Dimas Alfarizi

I am an Indonesian Traveler

Dimas Alfarizi

Indonesian Traveler

  • Bandung, Jawa Barat, Indonesia
  • +62 (ask)
  • muhdimasgfa@yahoo.com
  • dimasalfarizi.blogspot.co.id
Me

My Travel Map

Sidoarjo, Bojonegoro, Bandung, Banyuwangi, Denpasar, Malang, Surabaya, Pekalongan, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Solo, Kupang, Alor, Batam, Natuna, Kendari, Konawe Selatan, Bau-Bau, Makassar, Ambon, Tual, Langgur, Ternate, Labuha, Balikpapan, Berau, Derawan, Sintang, Putussibau, Kapuas Hulu, Ketungau Hulu

Sumatra 20%
Jawa 80%
Bali 65%
Kalimantan 20%
Sulawesi 40%
NTT NTB 10%
Maluku Malut 20%
Papua 5%

Most Important

You're the most important for me, even my job can't beat you for my life

Sujud Terakhir

Bagiku, di setiap sujud terakhir dalam sholatku, namamu selalu kulafadzkan dalam hati dengan penuh pengharapan dan rendah hati agar engkau yang terbaik bagiku untuk hidupku

Our Pray

Robbana Hablanaa Min Azwaajinaa Wadzurriyatinaa Qurrota A'Yun Waj'Alnaa Lil Muttaqiina Imaamaa

Just Want To Say

I Love You Devianti Nurhawati -MDGFA-

Our Love

S N Z

Just Want To Say

Every love story is beautiful, but Ours is My Favorite -DN-

Indonesian Traveler
Indonesian Traveler
0
Engineer
0
Officer
0
Father
  • Welcome to SEBATIK, Cerita dari Perbatasan Indonesia-Malaysia

    Welcome to SEBATIK, Cerita dari Perbatasan Indonesia-Malaysia

    Secuil cerita dari perbatasan Indonesia-Malaysia (Pulau Sebatik) :
    Mendapatkan kesempatan bekerja di daerah perbatasan begitu berharga. Saat itu perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik, pulau terluar dari NKRI. Banyak hal menarik yang saya temui sehingga saya begitu mensyukuri kehidupan di Pulau Jawa (setelah bersyukurnya saya memasuki daerah/desa tanpa listrik)

    1. MATA UANG. Hidup di daerah Sebatik, masyarakat disana sangat lumrah melakukan transaksi menggunakan 2 mata uang yaitu Rupiah dan Ringgit Malaysia. Pernah satu waktu saya sarapan nasi kuning dan jumlah yang harus saya bayarkan adalah 18 ribu rupiah. Saya bayar dengan 20 ribu rupiah, yang bikin saya kaget adalah kembalian dengan mata uang ringgit malaysia.
    2. PEMBANGUNAN. Kehidupan di Sebatik menurut saya cukup memprihatinkan dari sisi pembangunan. Bukan tanpa alasan, di seberang laut yang hanya berjarak sekitar 2-3 km (Tawau Malaysia) gedung bertingkat dan cahaya begitu terang benderang. Tapi di Sebatik Indonesia, pasokan listrik yang disuplai PLN sangat pas-pasan meskipun sudah ada pasokan tambahan dari Nunukan. Belum lagi masalah air bersih, di Sebatik Indonesia begitu sulit menemukan air bersih.
    3. BAHAN MAKANAN. Di beberapa toko yang saya datangi, harga bahan pokok untuk kehidupan sehari-hari Alhamdulillah masih sangat wajar. Tidak jauh beda dengan di Pulau Jawa. Namun disini banyak ditemui bahan makanan dari Malaysia, misal beberapa bumbu dapur dan susu.
    4. KEHIDUPAN MASYARAKAT. Warga (baik Malaysia maupun Indonesia) di daerah perbatasan hidup dengan damai tanpa konflik apapun. Mereka hilir mudik keluar masuk wilayah masing-masing dengan santainya. Namun dengan catatan hanya untuk bertransaksi memenuhi kebutuhan sehari-hari secukupnya.
    5. KOMUNIKASI & KONEKSI DATA. Alhamdulillah sinyal GSM disini cukup bagus untuk daerah perbatasan, yang pasti Telkomsel dengan sinyal 4G nya. Bisa berkomunikasi dengan istri anak Devianti NUrhawati nan jauh disana tanpa hambatan adalah syukur tersendiri. Begitu juga Telkom pun ada disini dengan Indihome nya.
    6. BBM. SPBU Pertamina ada disini dengan harga yang sama dengan di Pulau Jawa. Alhamdulillah.








  • ADDRESS

    Bandung, Jawa Barat, Indonesia

    EMAIL

    muhdimasgfa@yahoo.com

    TELEPHONE

    +62 (ask)

    MOBILE

    +62 (ask)